Memahami 5 Pengertian Hakikat dalam Ajaran Islam

Pengertian Hakikat – Pada pertemuan kali ini Dunia pondok akan membahas tentang apa itu hakikat. Banyak orang yang sudah mengetahui tentang ini, khususnya para umat Islam.

Hakikat merupakan salah satu suasana kejiwaan yang ada pada diri seorang sufi. Apabila sudah mencapai tujuan yang bisa menyaksikan tanda-tanda ketuhanan dengan mata batinnya.

Ilmu hakikat bisa didapatkan oleh seorang sufi apabila sudah menempuh jalan tarekat dengan selalu menekuni suluk. Sehingga dirinya yakin terhadap apa yang sedang dihadapinya. Adapun pengertiannya sebagai berikut.

Pengertian Hakikat Secara Umum

Kata hakikat berasal dari bahasa arab yaitu Al-Haqq yang artinya kepunyaan atau kebenaran. Jadi dapat kita simpulkan, bahwa hakikat merupakan suatu ungkapan yang dapat digunakan untuk menunjukan makna yang sebenarnya.

Tapi secara etimologi, hakikat merupakan salah satu puncak atau sumber dari segala sesuatu

Baca juga: Pengertian Waqaf

Pengertian Hakikat Manusia

Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna yang Allah ciptakan. Tapi kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi tugas sebagai khalifah di bumi.

Hakikat manusia merupakan pembentukan kebudayaan manusia yang dihadapkan pada persoalan penyelesaian. Sehingga memiliki peran yang harus dijalankan oleh setiap manusia.

Jadi hakikat manusia sesungguhnya adalah makhluk yang bertanggung jawab atas sebuah tindakannya, sehingga manusia diberi naluri.

Hakikat dapat dikatakan juga, inti dari segala sesuatu yang menjadi jiwa manusia. Jadi dikalangan tasawuf orang yang mencari hakikat diri yang sebenarnya, adalah orang  yang benar-benar dekat dengan Allah.

Dalam rangka survice manusia mampu memenuhi apa yang terjadi kebutuhannya, sehingga manusia dapat melakukan berbagai cara.

Pengertian Hakikat Dalam Islam

Sebelum mengenal lebih dalam tentang Hakikat. Maka alangkah baiknya sebagai manusia yang paling dekat dengan Allah, harus menjalankan syariat terlebih dahulu.

Bagi setiap orang yang tidak mendalami ilmu tasawuf sering kali mengkritik istilah syariat, tarekat, dan hakikat. Karna mereka memahami bahwa orang yang sudah sampai pada derajat hakikat sudah tidak tidak melakukan syariat lagi, padahal tidak. Sebagaimana Rasulullah berkata:

Syariat merupakan hukum-hukum yang diberikan Allah untuk meliputi perkara-perkara wajib, haram, sunah, mubah, dan makruh.

Agar kalian tidak salah paham, Imam Nawawi Al-Bantani telah menjelaskan tentang pengertian tiga tingkatan itu, dalam kitab Maraqil Ubudiyah.

1. Syariat:

Syariat merupakan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah kepada hambanya,  agar selalu mentaati segala perintahnya, serta meninggalkan larangan nya.

2. Hakikat

Hakikat melakukan segala sesuatu baik perkara wajib, sunnah, serta meninggalkan perkara yang haram, makruh, serta sesuatu yang tidak bermanfaat. Para ahli hakikat tentu semuanya mengutamakan sifat wara’ serta menjaga hatinya agar tidak terjerumus dari perkara haram dan makruh.

Sebagian ulama menjelaskan bahwa syariat sebagai perahu, hakikat sebagai lautan, kemudian tarekat sebagai mutiara.

Jadi manusia tidak akan mendapatkan mutiara di dasar lautan yang dalam, apabila tidak mempunyai perahu

Baca juga: Pengertian Agama

Pengertian Hakikat Agama

https://youtube.com/watch?v=qOMo5efjoQg%3Ffeature%3Doembed

Hakikat agama merupakan keyakinan dengan adanya tuhan yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia.

Maka perlu kalian ketahui, bahwa agama juga membawa peraturan-peraturan berupa hukum yang harus dipatuhi. Mengapa demikian? Karena setiap agama pada dasarnya terdiri dari empat unsur:

  • Iman; Sebagai interaksi antara manusia dengan sang pencipta.
  • Ajaran; Sebagai teori dalam melakukan amal ibadah.
  • Upacara; Sebagai simbolisme atau upacara.
  • Amal; Sebagai suatu perwujudan dalam segala kehidupan masyarakat atau individu.

Jadi bisa kita simpulkan bahwa agama dapat mempengaruhi dengan sistem organisasi, politik, ekonomi, dan sebagainya.

Pengertian Hakikat Ibadah

Dalam Islam, hakikat ibadah merupakan rasa tunduk kepada Allah yang maha Esa, dimana ketundukan itu didasari dengan rasa cinta.

Ketunduhan ini menjadikan segenap jiwa hanya untuk Allah yang maha Esa. Sementara akal hanya sebatas merabanya melalui logika ilmiah, sehingga tidak bisa menembus hakikat Allah.

Baca Juga: Pengertian Filsafat Ilmu

Hakikat ibadah merupakan suatu kesempurnaan cinta serta ketaatannya kepada Allah yang maha Esa. Hal ini menurut pendapat Imam Ibnu Katsir.


Demikianlah penjelasan tentang pengertian hakikat, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. Sehingga bisa menjadi tambahan ilmu untuk teman-teman semua.

Jangan lupa bantu share.